SEJARAH SINGKAT KEPANDUAN DAN KEPRAMUKAAN SEDUNIA DAN SEINDONESIA
Biografi Singkat Baden Powell
Sebelum kita mengenal sejarah kepanduan baik pendirian awal maupun sejarah masuknya kepanduan di Indonesia, maka kita perlu mengenal terlebih dahulu Pendiri Gerakan Kepanduan yaitu Lord Baden-Powell Of Gilwell.
Robert Steohenson Smyth Baden-Powell (Baron I Baden-Powell Gilwell), adalah seorang tentara Inggris, Lahir di London tanggal 22 Februari 1857 dan wafat di Nyeri, Kenya, Afrika tanggal 8 Januari 1941 dengan pangkat terakhir Letnan Jendral. Baden-Powell (selanjutnya disebut BP) memiliki 9 saudara yaitu Warrington, George, Augustus, Frank, Penrose, Agnes, Henrientta, Jessie, dan Baden Fletcher. BP menikah dengan Olave St. Clair Soames pada tahun 1912 dan memiliki tiga orang anak bernama Peter, Heter dan Betty. Ayah BP bernama Prof. Domine Baden Powell adalah seorang guru besar Goemetri di Universitas Oxford Inggris, dan Ibundanya bernama Ny. Henrietta Grace Smyth seorang puteri Admiral Kerajaan Inggris yaitu William T. Smyth.
Sejarah Singkat Kepanduan Dunia
Sejarah berdirinya Gerakan Kepanduan adalah berawal dari terbitnya buku Scouting For Boys yang ditulis BP pada tahun 1908. Buku Scouting For Boys begitu menarik perhatian dunia dan menginspirasi banyak orang, sehingga menyebabkan anak-anak dan remaja beramai-ramai bergabung dalam kegiatan dialam terbuka yang dinamakan Gerakan Kepanduan (Boy Scouts).
Selain kepanduan putera (boy scout) BP juga mendirikan kepanduan puteri (girl guides) dibantu oleh adiknya yang bernama Agnes Baden Powell yang kemudian dilanjutkan oleh Lady Baden Powell.
Kepanduan Siaga didirikan pada tahun 1916 dengan ilustrasi kegiatan yang diambil dari buku yang terkenal karya Rudyard Kipling berjudul “The Jungle Book” yang berisikan tentang Mowgli si anak serigala beserta teman-teman binatangnya, Bagheera si Macan Kumbang dan Bugaloo si Beruang.
Tahun 1918 BP mendirikan Kepanduan Penegak (Rover Scout), dengan buku yang ditulis BP berjudul Rovering To Success “mengembara menuju keberhasilan” yang ditulis pada tahun 1922. Buku itu berkisah seorang anak muda yang sedang berperahu menuju sebuah pantai bahagia, dengan melewati karang-karang tajam dan berbahaya, dimana karang-karang kehidupan tersebut diantaranya adalah :
- Karang wanita
- Karang perjudian
- Karang minuman keras dan merokok
- Karang mementingkan diri sendiri (egois) dan mengorbankan orang lain
- Karang tidak ber-Tuhan (atheis)
Sejarah Singkat Kepramukaan di Indonesia
Kepanduan masuk ke Indonesia/Hindia Belanda (Saat itu Indonesia masih dalam penjajahan Belanda), pertama-tama dibawa oleh orang Belanda dengan organisasinya yang bernama Netherland Indische Padvinders Vereniging (NIPV) yang artinya Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda.
Bangsa kita tertarik dengan organisasi tersebut karena sifatnya yang universa sehingga dengan cepat dapat diterima oleh bangsa kita, namun seiring berjalannya waktu pemerintah kolonial belanda khawatir dan melarang bangsa kita untuk mengikuti organisasi tersebut. Sehingga berdirilah organisasi serupa yang bercirikan nasioalisme, organisasi pertama yang berdiri adalah JPO (Javaanse Padvinders Organisatie) atas prakarsa Sultan Pangeran Mangukenaga VII di Surakarta.
Semakin menjamurnya organisasi serupa, kemudian Kolonial Belanda melarang istilah Padvinder bagi organisasi-organisasi tersebut. Lalu istilah “Pandu” dan “Kepanduan” dikemukakan pertama kali dalam kongres SIAP (Sarikat Islam Afdeling Pandu) oleh KH. Agus Salim di kota Banjarnegara.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, berdiri kembali organisasi -organisasi kepanduan hingga mencapai lebih dari 100 organisasi yang terbagung ke dalam 3 federasi yaitu :
- IPINDO (Iktan Pandu Indonesia, 13 September 1951)
- POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia, 1954) dan
- PKPI (Perserikatan Kepanduan Puteri Indonesia).
Kemudian terjadi peristiwa penting lainnya adalah Jambore Nasional Kepanduan Pertama pada masa Pandu (sebelum jadi Pramuka), yaitu diselenggarakan di Pasar Minggu, Jakarta pada Tahun 1955 (diselenggarakan gerakan oleh IPINDO). Ketiga federasi tersebut bergabung menjadi satu dalam PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia), sekitar 60 organisasi dengan kurang lebih 500.000 anggota pandu.
Banyaknya organisasi menjadi kurang baik untuk Persatuan Bangsa, maka pemerintah mengeluarkan Kepres No. 238/61 tentang Gerakan Pramuka yang ditanda tangani oleh Perdana Menteri RI saat itu Ir. H. Juanda (Presiden Soekarno sedang mengadakan kunjungan kenegaraan ke Negara Jepang). Gerakan Pramuka bukan badan pemerintah semua organisasi kepanduan melebur diri menjadi anggota Gerakan Pramuka. Mulailah Gerakan Pramuka berkembang menjadi organisasi yang disegani.
Sumber : Boyman Ragam Latih Pramuka (Andri Bob Sunardi)
Komentar
Posting Komentar